-->

Antara Uang Kuliah, Pemimbing , dan Toko Nanda

Baru saja liburan semester 5 berakhir. Belum lama rasanya setelah aku menjalani KP (*baca kerja praktek) di PT. Telkom beberapa waktu lalu, kaki ini kembali menginjakkan ruangan Betuliskan BAAK di gedung nan megah seantero Umbansari. Kali ini kembali aku harus membayar Uang Kuliah Semester, suatu agenda wajib bagi mahasiswa di tiap awal semester. Aku, Wack, Bichan, dan beberapa teman lainnya ikut dalam antrian panjang ini. Menunggu, ya itu lah sebuah kata yang dari dulu sangat aku benci dan tak diharapkan kedatangannya.

Seharusnya hal yang seperti ini dapat di kelola secara proporsional, agar tidak terjadi barisan antrian sepanjang ini. “Sudah kayak antrian sembako aja kulihat” celoteh seorang mahasiswa berbaju kotak-kotak di sebelah kanan ku. Baju nya yang basah seperti habis diguyur air mobil pemadam kebakaran menandakan ni anak sudah lebih lama menunggu dari pada aku.



Tiba-tiba sebuah papan berukuran 10x100 cm menutupi pintu loket 1, Tempat penyetoran uang kuliah ke Bank Mandiri. Juga sayup-sayup terdengar suara perempuan dari dalam ruangan, “kita istirahat dulu.. nanti jam dua di sambung lagi..!” . Kampret.. umpat si mahasiswa baju kotak-kotak yang sudah sedari tadi mengantri. Tidak separah dia, Aku, Wack dan Bichan hanya bisa mengeluh.. sambil melangkahkan kaki ke arah depan kampus. Ya, tak ada tempat lain, Toko Nanda..!
Toko Nanda merupakan tempat alternatif bagi kami mahasiswa yang punya ketebalan dompet tidak lebih dari 20mm. Disana dijual berbagai makanan ringan, minuman, juga alat-alat tulis perlengkapan kuliah. Ya, semua nya harga anak kos.. 
Bichan memulai percakapan dengan membakar sebatang rokok bertuliskan “A Mild” yang diambilnya dari dalam kotak rokok Toko Nanda. Memang di tempat ini mahasiswa bebas mengambil-ambil makanan dan minuman, tapi bukan berarti disni gratis atau seenaknya mau gutang. Ya, inilah yang membuat aku tertarik dengan Toko berukuran kurang lebih 7x15 m ini. Yang ditekankan disini adalah Kejujuran dari si Pembeli, karena Si Ibuk Nanda (*begitulah kami menyebut nama ibuk yang punya toko ini) sudah menganggap kami ini sebagai anak nya. “Jadi janganlah kalian berbuat bohong seperti GAYUS,,,!!” Pesannya. 
Bagaimana tidak enak, Orang-orang seperti Wack, Ari, dan beberapa teman lainnya merasa sangat terbantu dengan di”gratiskan” nya memarkir motor di halaman tokon ini. Ini dilakukan beberapa mahasiswa yang tidak memakai kaca spion lengkap, Karena semenjak Maret 2010 Kampus memberlakukan “Kawasan tertib lalu lintas”. Untuk memasuki kampus aja, pengendara motor harus memeakai helm standar SNI, memakai spion dua (kiri-kanan), dan berjalan di jalur kiri tidak boleh lebih dari 40 km/jam. 
Bichan : Kita nyetor ke Bank Mandiri di Champ aja yuk Kur..
Kurt : Ndehh,, udah dekat jam 12 juga chan,, sama aja pasti disana juga lagi istirahat.
Wack : Beko ajalah..
Bichan : Ok lah..
Siang itu, sebelum kami putuskan untuk pulang ke rumah langit. Wack mengajakku untuk mengisi perut dulu di Dahen(*baca Pondok Hidaya). Tempat ini juga merupakan salah satu tempat makan favorit mahasiswa PCR, selain tempatnya yang bagus, makanan nya enak, dan yang paling penting harganya tetap, “harga anak kos”.. 
*
Pemimbing KP ku adalah seorang Kepala perpustakaan Kampus, Buk Neng kami memanggilnya. Nama lengkap nya adalah Warnia ningsih, tapi entah dari mana asal nama neng itu kami juga tidak tahu. Yang jelas, dalam dua bulan kedepan aku harus berurusan / bimbingan secara berkala dengan dia kalau mau laporan KP ku cepat selesai.
Pertemuan pertama ku dengannya hanya memberikan naskah laporan yang telah ku cetak. Dia bilang “ dua hari lagi kamu kesini ya…! Besok saya baca..” . Aku hanya mengangguk sambil berucap “iya Buk,, terimakasih,, assalamualaikum” sembari menutup pintu ruangan nya yang tak lebih dari musholla mini Bandrek house.
Pertemuan kedua, aku dihujani banyak pertanyaan. Mulai dari Profil Perusahaan, Aplikasi yang dibangun, hingga sistematika penulisan. Tapi Alhamdulillah,, Buk Neng orang nya asik, dan dia cepat ngerti apa yang ku buat ini. Yang jadi tambahan dari nya hanya lah flowchart, dan beberapa penulisan yang tidak konsisten. Hmm,, senang rasanya tidak banyak yang harus direvisi.
Pertemuan ketiga, Aku tak menyangka kalau pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir aku bimbingan dengan dia. Aku yang sudah Pede bilang ke dia “Buk Laporan saya sudah siap semuanya ni..”.
Buk Neng : hmm, bawa sini..!!
Ini ok, itu ok… jadi dah siap ni?? Mo presentasi sekarang..??
Aku : Ha…?? Pake presentasi juga buk..?? (*sumpah bagian ini akau memang tidak tahu kalo 
Ternyata laporan KP harus di presentasikan juga di depan pemimbing).
Tapi, saya belum buat slide ppt nya buk..?
Buk Neng : hmmm,,, Kamu ada soft file laporan nya..? 
Aku : ada Buk, ni dalam Laptop saya.
Buk Neng : ok, sekarang kamu kamu presentasikan dari laptop kamu pake soft file nya itu aja. Sekalian kamu tunjukkan sistem yang kamu buat itu.
Aku : Ok ,, siip Buk..


Untuk melihat aplikasi yang ku buat, dapat dilihat disini

Dan tunggu bagian II cerita ini ..




LihatTutupKomentar